Sekapur Sirih

Madrasah yang terdiri dari 5 lokal ruang kelas, 114 siswa, dan 7 Guru ini berdiri diatas tumpuan bambu yang rapuh.
Namun, dengan resiko rapuhnya tiang bangunan yang dapat menyebabkan runtuhnya bangunan tidak menyurutkan semangat siswa-siswi untuk belajar.

Bahkan, lantai di dalam kelas mereka bukan lagi dilapisi oleh keramik-keramik yang tersusun rapih yang bisa kita lihat pada umumnya. Melainkan, keramik-keramik yang sudah rusak menumpuk menjadi kumpulan tanah-tanah yang bahkan serpihan keramik itu dapat melukai siswa siswi yang sedang belajar. Kurangnya ruang kelas membuat siswa-siswi disana harus bergantian untuk menggunakan ruang kelas mereka.

Tahukah kalian, walaupun kondisi sekolah mereka seperti itu, mereka selalu mengawali kegiatan belajar mereka dengan membaca Al-Qur'an setiap pagi. Namun sayang, kegiatan rutin sholat dhuha mereka harus terhenti selama setahun terakhir karena tidak adanya sumber air disana dan jarak masjid yang jauh. MCK yang rusak membuat siswa disana harus pulang kerumah untuk buang air. Atau yang lebih memprihatinkan mereka buang air di sawah.